Monday, December 06, 2004

Underwater Wedding

fuuiiihhh ... akhirnya acara ini terselenggara juga. Berawal dari impian Lyli untuk melakukan upacara pernikahan di bawah air, akhirnya doi melontarkan keinginannya ini ke AnakLaut. Oya... Lyli dan calon suaminya, Leon, kebetulan sudah beberapa kali ikut trip-nya Anaklaut. Tentu saja keinginan Lyli itu disambut baik oleh kami, walaupun saat itu belum terlintas mau seperti apa acaranya. Maklumlah ini baru pertama kalinya kami akan melakukan 'upacara' seperti ini.

Format acara ini mulai serius kami garap pas ngumpul di Rumah Tintin setelah lebaran, 16 November 2004. Pemberkatan pernikahan yang di darat di laksanakan tgl 20 November 2004 di Gereja Karmel, Jakarta, sedangkan yang di bawah air direncanakan tgl 27 November 2004. Sooo .... praktis kami cuma punya waktu untuk mempersiapkannya hanya kurang lebih seminggu! Nah .. pas di rumah Tintin itulah kami mulai bagi-bagi tugas, sambil berdiskusi dengan Lyli, kira2 seperti apa acara yang dia inginkan. Pendetanya - siapa lagi kalo bukan Pendeta Rohadi (aka Adi 'Pendeta' ato Adi anaklaut). Pendamping mempelai, pagar ayu, pagar bagus dan petugas2 yang lain ditunjuk pada saat itu. Pergola/gapura pun juga dirancang seperti keinginan Lyli. Jadual latihan di kolam renang pun dibuat, walau cuma satu hari. Oh ya ... latihan di kolam dirasa perlu dilakukan untuk membiasakan berjalan di air tanpa fin (kusus buat mempelai). Tadinya sih maunya ada gladi resik di dalam kolam, tp akhirnya gak jadi, supaya acara ini tidak diketahui Leon, mempelai pria. Fyi ... acara ini memang dipersembahkan oleh Lyli buat Leon, tanpa sepengetahuan Leon. Jadi waktu kita minta Leon dateng ke kolam senayan, alesannya adalah refreshing sebelom nyelem lagi di laut dan ambil jenjang yang lebih tinggi (kebetulan Leon berniat ambil jenjang A2/Advance Open Water). Dan untungnya Leon masih nggak ngeh waktu disuruh nyoba jalan gandengan dengan Lyli tanpa fin di dalam kolam renang Senayan, Rabu 24 November 2004. Kita2 yang ada di situ senyum2 aja sambil lirik2an. :-)

Sabtu, 27 November 2004, peserta trip yang berangkat ke Anyer dibagi dalam beberapa tahap. Gue, suami dan anak2 gue, Adi, Dadiet, Tin2 + Asep serta Hesti berangkat duluan karena harus menyiapkan dekorasi di kapal pengantin, serta menghias pergola/gapura yang sudah disiapkan Kosim Cs di Anyer. Jam 2 pagi, Adi udah jemput ke Depok. Sebelomnya doi kudu mem-print dan melaminating dulu naskah2 yang akan dibaca Lyli dan Leon di bawah laut nanti. Untung aja di Depok fotokopi dan warnet banyak yang buka 24 jam. Depok teaa ... hihihiihi. Sayang ... Om Adi lupa membawa jubah pendetanya. Padahal tadinya doi mo pake jubah itu di dalam laut, yaahh .. akhirnya pake wetsuit juga deh. Dari Depok, meluncur ke Pamulang menjemput Dadiet, abis itu langsung ke Anyer. Janjian ama Asep cs ketemu di Anyer aja, di rumahnya Kosim.

Sekitar jam 1/2 6 pagi udah nyampe di rumah Kosim. Tanpa ba bi bu, Adi langsung rebahan dan tiduurrr!. Gue, Asep, Tintin, Hesti dan Dadiet langsung menuju dermaga Paku untuk menghias kapal dan pergola/gapura. Bunga-bunga imitasi dan janur yang telah disiapkan segera kami tempel dan ikat di pergola dan kapal. Karena pergola tsb akan dibawa ke dasar laut, maka semua bunga diikat kuat-kuat, agar tak lepas terbawa arus. Dan hasilnya lumayan meriah, paling tidak cukup menarik perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di Dermaga Paku. Rombongan berikutnya yang datang adalah Dwi, Kiki, Aidil, Eko, Yosi, Albert dan Trias. Sekitar jam 1/2 9-an barulah semua pernak pernik pesta siap, kemudian dipasang di atas kapal. Tabung2, logistik dan pernak pernik nyelam juga sudah siap di kapal.



Sang mempelai, Lyli dan Leon, datang paling terakhir, dimana kapal sudah siap dihias. Hal ini memang disengaja, sebelumnya kami udah kong kali kong sama Lyli supaya dateng agak telat. Tapi kocaknya .. Leon masih belom nyadar juga. Malah doi minta maap karna dateng telat, dan kami juga pura2 ngomel karena ketelatannya itu. Dan begitu ngeliat kapal yang sudah dihias ... ternyata doi sama sekali gak kepikiran klo tu kapal emang dihias buat mereka, eh malah bilang gini ... "tu kapal abis dipake kawinan ??". Duuuhh Leon ... elu lugu ato apa seeehh.

Sekitar jam 1/2 sepuluh kami siap berangkat. Seperti biasa, diawali dengan doa bersama dan briefing singkat serta membuka kejutan ini. Hal ini kami lakukan karena dengan keterbatasan komunikasi di bawah air, gak mungkin menyelenggarakan upacara tersebut tanpa sepengetahuan si pengantin. Dan ternyata doi bener2 gak tau klo acara ini dipersiapkan bagi dirinya. Keget juga doi :-). Mau tau komentarnya ? "Wah, gue nggak nyangka. Gue pikir perahu ini dihias karena bekas dipakai pesta kawinan penduduk setempat" ujarnya. Hhhhhmmmmm .........



Untuk diving spesial kali ini, Lyli mengganti pakaian selamnya dengan gaun putih dan cadar, layaknya seorang pengantin putri. Di tangannya juga tergenggam karangan bunga mawar merah imitasi. Leon tadinya menolak untuk mengenakan baju resmi, tapi dengan sedikit paksaan dan ancaman, akhirnya doi mau juga mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, lengkap dengan dasi kupu-kupunya. Harus lagi Le ...

Dive site yang dituju kali ini adalah Batu Raden. Sesampainya di Batu Raden, mulailah mencari lokasi yang tepat untuk upacara ini. Yang jelas lokasinya tidak terlalu banyak karang, cenderung datar dan ada tempat untuk memasang pergola. Kedalamannya pun hanya berkisar 3 - 5 meter saja. Setelah dapet tempat, kami briefing lagi diatas kapal untuk mengatur petugas dan posisinya di bawah nanti. Adi 'pendeta' sebagai pemimpin upacara akan berdiri di bawah pergola. Trias dan Eko bertugas memegangi pergola agar tidak terombang ambing di bawa arus. Gue, Tintin, Albert dan Asep sebagai pagar ayu dan pagar bagus yang akan memegang untaian bunga matahari kuning cerah, berdiri di kanan kiri pergola. Sedangkan Aidil bertugas sebagai pendamping Leon dan Dwi sebagai pendamping Lyli. Aidil dan Dwi inilah yang membantu mempelai mulai dari water entry, membawa fin pengantin, berjalan di bawah air menuju pergola di mana sang pendeta telah menunggu serta membantu mengenakan fin setelah upacara selesai. Pak Instruktur dan Kiki bertugas mendokumentasi upacara ini. Mulailah pergola diturunkan dan dipasang di bawah laut. Bergantian kami mulai water entry, Eko, Trias dan Adi. Menyusul kemudian gue, Tintin, Albert, Kiki, Asep dan langsung mengambil posisi masing2 di bawah air. Rupanya saat itu arus cukup kuat sehingga akhirnya para pagar bagus dan pagar ayu harus duduk bersimpuh di atas pasir. Arus yang lumayan kuat membuat air di sekitar kami keruh, dan visibility hanya sekitar 3 meter. Lamat-lamat kami melihat mempelai turun ke dasar, dibantu masing2 buddynya. Tanpa mengenakan fin, Lyli bergandengan dengan Leon berjalan di atas pasir menuju pergola, dimana Adi telah menunggu.



Mulai dari tata cara perkawinan umat Kristen sampai janji perkawinan tertulis di atas kertas berlapis laminating, dan satu persatu disodorkan Adi untuk dibaca kedua pengantin secara bergantian. Setiap selesai membaca mereka menunjukkan isyarat OK, yaitu dengan membentuk bulatan menggunakan telunjuk dan ibu jari. Terakhir, setelah pemberkatan oleh pendeta Adi, kedua mempelai membuka masker dan 2nd stage regulatornya dan kissing each other. Suit ... suit. Kalo saja bukan di dalam air, pastilah sudah ramai oleh suitan, triakan dan tepuk tangan penonton. :-D



Selesai upacara, kedua mempelai kemudian mengenakan fin-nya dibantu buddy masing2. Satu persatu, dimulai dari Adi, disusul kedua mempelai, pagar ayu dan bagus serta teman2 lain yang menyaksikan upacara itu, kami berenang melewati pergola dan memberikan ucapan selamat kepada Lyli dan Leon. Setelah muter-muter sebentar dan berfoto ria akhirnya kami putuskan untuk naik. Uffff .. selesai sudah sebuah tugas. Pergola kembali kami bawa tapi dudukannya kami tinggal di dasar laut. Berat bo bawanya!

Lyli sempat berkomentar, "Seandainya di sekeliling gue bukan air, pasti sudah basah oleh air mata". Hiks ...

Akhir kata, buat Lyli dan Leon, semoga persembahan dari anaklaut ini bisa menjadi kenangan yang paling indah untuk menemani kalian mengarungi bahtera berumah tangga. Semoga pernikahan ini langgeng sampai akhir hayat. Amiinn. Jangan sampe kayak artis-artis itu loohh. hehehehehe.

1 comment:

Rosemary said...

This is a greatt post