22 April 2005.
Masih cerita trip ke Peucang. Hari ini rencananya kita diving di Karang Care. Perjalanan menuju Karang Care di tempuh sekitar 20 menit naik kapal dari Peucang. Kali ini semua ikutan ke Karang Care, kecuali teman2 yang lagi ambil course karna mereka akan latihan perairan terbuka (LPT) di sekitar pulau Peucang . Yang gak diving, rencananya mau snorkling aja di sana. Ternyata snorkling si Karang Care tidak memungkinkan, karna gak ada yang bisa diliat. Jadi gini, karna kapal yg kita pake lumayan gede, jadinya tu kapal kudu nyandar agak jauh dari bibir pantai. Sedangkan klo mo snorkling justru lebih bagus klo agak2 deket pantai, yang kedalamannya gak lebih dari 5 meter, baru deh keliatan tuh koral2 dan ikan2nya.
Ombak cukup lumayan gede saat itu, dan arus juga lumayan kencang. *katanya ... Ujung Kulon emang tempatnya maen arus*. Yang gue rasakan juga, kadar garam di sana lebih pekat di banding tempat kita biasa nyelem, Sangiang. Visibiliti lumayan, sekitar 5 meter *lumayan bagus ato lumayan jelek nih*.
Kali ini gue gak turun, karena sesuatu dan lain hal *ada deh* hahahahaha. Selain gue, Tintin, Yosi dan Eko juga gak ikutan turun. Jadilah kita di atas kapal nungguin yang diving naek. Karna ombak yang lumayan gede, kapal akhirnya angkat jangkar dan muter2 aja di sekitar situ, yang penting gak brenti. Lumayan juga goyangannya klo tu kapal brenti.
Sekitar 40 menitan mereka mengembara di bawah sana, akhirnya satu persatu bermunculan. Dan, seperti biasa, mulailah kicauan cerita2 di bawah sana beredar. Rupanya mereka bertemu seekor penyu yang sayangnya penyu itu SUDAH MATI. hiks .. hiks. Awalnya dikira penyu itu tidur .. tp kok dideketin gak bergerak, trus Aidil coba raba nadinya *gayanya kayak dokter aja*, ternyata gak ada denyutnya. Kondisinya punggungnya juga retak-retak. Duuhhh .. perbuatan siapakah ini?? hiks.. hiks .. teganya .. teganya ...
HUAAAAA ... "PERBUATAN BIADAB SIAPAKAH INI???".
Oya .. buat yang sempet PROTES "Kenapa kok tu penyu dipegang-pegang, kan kalo dipegangin penyelam terus, maka penyu bisa mati", sekali lagi kami bilang bahwa penyu tersebut ditemukan dalam kondisi SUDAH MATI. Jadi ndak usah kawatir klo kami sejahil dan sejahat itu . Enggaklah yaawwwwww ...
Sedangkan kelompok yang satu lagi *wkt turun, mereka dibagi menjadi bbrp kelompok*, cerita begini "Kami sempat menemukan karang berbentuk tempurung kelapa dengan diameter sekitar 4 meter dan dibawahnya dipenuhi ikan beraneka rupa yang sayangnya saya tidak ketahui namanya. Disekitar karang tersebut saya juga menemukan satu terumbu karang berbentuk silinder terbalik menyerupai vas bunga dan diatasnya dipenuhi ikan-ikan kecil. Saya juga sempat bingung karena saya hanya menemukan satu ekor bulu babi, itupun di kedalaman, pantai di Ujung Kulon juga bersih dari bulu babi. Suatu kenyataan yang sangat berbeda dari Kepulaun Seribu dimana saya bahkan pernah tersengat bulu babi di pantai." Yeee .. Andre .. Ujung Kulon jangan dibandingin ama Pulau Seribu dong aaahh ...
Selesai diving, kami kembali ke Peucang. Rencananya sore ini kami mau ke Cidaun, ladang penggembalaan Banteng (Bos Javanicus). Ternyata hujan turun dengan derasnya jadi terpaksa acara ke Cidaun batal. Tapi setelah ujan berenti, udara yang tadi siang terasa panas dan gerah, menjadi segar. Oya si Perancis akhirnya upgrade ke kamar AC karna gak tahan panas, dan dengan rela menambah biaya untuk itu.
Acara hari ini kami tutup dengan nyelam malam (nite dive) di sekitar pulau Peucang. Kali ini gue ikutan. Gak banyak koral yg bisa diliat, cenderung berisi padang pasir malah. Tapi faunanya lumayan, walo gak banyak tp cukup beragam. Selesai evaluasi kegiatan hari ini, kami pun beristrahat karena besok akan nyelam ke Tanjung Layar.
Tunggu ceritanya Nyelam di Tanjung Layar ...
No comments:
Post a Comment