Sekarang gue mo cerita penyelaman di Tanjung Layar (23 April 2005). Hihihiih .. udah basi ya ?? Maap .. baru mood posting sekarang soalnya. Silakan baca, kalo mau .. hehehehe. Panjang nih .. mudah2an gak bosen bacanya.
Tanjung Layar adalah nama tempat paling ujung barat pulau Jawa. Di sana terdapat bangunan bekas mercusuar, di mana dari atas mercuar tersebut kita bisa melihat ombak mengempas ujung barat Pulau Jawa! Di spot inilah kita diving, di Samudra Indonesia! Rupanya tim yang trekking ke Tanjung Layar bisa melihat tim yang diving dari atas mercusuar.
Penyelaman kali ini di bagi menjadi 3 grup. Grup gue terdiri dari 5 orang, yaitu gue (itha), Tintin, Dwi dan si Taiwans, Leo dan Hammer. Gua dan Dwi menjadi leader dalam kelompok ini. Kompas kami bidikan ke arah pulau Karang. Selama sekitar 40 menit kami menyelam mengikuti arah arus. Dengan arus yg lumayan kuat, kami serasa melayang dibuatnya. Asiik sih … bisa hemat tenaga dan udara, karna kami dibantu didorong oleh arus. Hingga sampilah kami di pulau Karang. Di sini gue sempat melongok ke dalam lubang – seperti goa-, tapi gak berhasil melihat ke dalam karna walopun gue udah berpegangan, tapi gak sanggup menahan arus yang terasa semakin kuat dan bolak balik. Tanpa terasa kami sudah mengitari karang tersebut setengah lingkaran, sementara arus terasa semakin kuat dan gue sempet jumpalitan dibuatnya. Kami sempat mencoba berbalik arah untuk kembali ke permukaan, dan tentu saja tak mungkin oh tak mungkin, karena itu berarti akan melawan arus yang semakin kuat.
Karna persedian udara di tabung yang hampir mencapai garis peringatan maka kami memutuskan untuk muncul kepermukaan. Setelah safety stop sekitar 5 menit, dengan berpegangan tangan untuk menghindari terpencarnya kami, kamipun naik. Ketika muncul di permukaan, kami lihat kelompok yang lain ada di sekitar 70 meter dari kami kearah laut lepas. Sementara kapal gak keliatan, karna kami berada di balik karang. Gak lama Adi menghampiri kami dan dia bilang akan naik ke karang untuk manggil kapal.
Begitu muncul di permukaan kami disambut dengan gelombang yang besar dari seluruh penjuru, dan karena dekat dengan pulau Karang, menyebabkan ombak balikan yang lebih besar. Kami masih sempat berpegangan tangan namun karena ombak yang besar maka kamipun terpisah. Leo dan Hammer terbawa menuju Pulau Karang sedangkan gue dan Dwi mendekati Tintin untuk membantunya. Gue sempat bingung, apakah akan ke pulau Karang atau menjauh dan berkumpul dengan rekan2 yang lain. Akhirnya gue bilang ke Dwi, ”Kita ke karang Dwi ..”. Sambil menarik Tintin, gue dan Dwi berusaha menuju ke karang di tengah2 hantaman ombak yang beberapa kali memaksa kami timbul tenggelam. ”Jangan panik .. tenang .. tenang Tin .. ayo terus berenang”, cuma kata2 itu yang bisa keluar dari mulut gue dan Dwi. Di tengah usaha kami mencapai karang, gue akhirnya terpisah dari Tintin dan Dwi. Jadilah akhirnya gue sendirian bolak balik di hantam ombak. Dann … di salah satu hantaman ombak yg menuju ke karang gue sempet terbawa masuk celah antara dua karang. *aduh .. gue nulisnya sambil gemeter nih. Suerr*
Entah berapa meter gue masuk, mungkin juga gak terlalu dalam, tp yang pasti saat itu gue hanya bisa berdoa dan menahan nafas. Gue liat ke atas sambil berusaha menggerakkan kaki supaya naik ke permukaan, terbayang wajah Bangkit dan Ommar. Syukur Alhamdulillah akhirnya gue sampai ke permukaan. Mungkin waktunya hanya hitungan detik, tapi bagi gue rasanya kok lamaaa bener nyampe ke permukaan. Fuiiihh …
Nyampe permukaan gue langsung berpegangan kuat ke Karang, jangan sampe deh ke bawa masuk lagi. Gue liat Leo duduk di karang di sebelah gue. Begitu ombak lagi sepi, gue coba bergabung dengan Leo. Sempet beberapa kali gue berhenti karna lagi2 ombak datang. Jadi setiap kali ombak dateng, gue –dalam posisi tiarap- berpegangan kuat ke karang, begitu ombak lagi “sepi” gue kembali merayap untuk mencapai karang yg diduduki Leo. Dengan dibantu Leo akhirnya gue berhasil mencapai tempat dia. Sedangkan Dwi dan Tintin ternyata ada di karang yang lebih tinggi bersama Hammer. Gue liat Hammer berusaha menarik Tintin dan Dwi ke atas Karang, ahhh … betapa baiknya mereka.
Sampai di karang, gue lepas BCD + tabung dan pemberat. Gue letakkan di tempat yang aman dari hantaman ombak (di celah2). Sementara Dwi, Tintin dan Hammer aman berada di atas karang yg tidak dijangkau ombak, gue dan Leo masih harus berusaha menahan diri kami dengan berpegangan kuat2 ke karang bila ombak datang agar tidak terseret. Karang yang kami duduki ini ternyata masih terjangkau ombak. Bila ombak datang, kami menunduk sambil berpegangan karang. Gue sempet hampir terlepas karna saking kuatnya ombak dan gue udah mulai capek, untunglah Leo membantu megangin gue. Thanks Leo.
Gue dan Leo terdampar di pulau Karang dengan masih dihantam ombak. Di saat ombak lagi sepi, gue ngobrol2 aja ama Leo. Gue liat fin dia kok tinggal satu? Gue tanya dia .. ternyata finnya terlepas dan dia sempet panik waktu finnya lepas. Pantesan gue sempet denger dia berteriak ke Hammer dan gue gak tau artinya. Wong dia ngomong pake bahasa Taiwan .. manalah gue ngerti .. hihihihihi. Dalam hati gue … aduhh, bakalan ngeganti nih .. itu fin sewaan soalnya. Tapi yang gue bilang ke dia, “Gak papa Leo ..”. :-)
Sambil ngeliatin kapal yang lagi mengevakuasi temen2 yang lain di laut lepas, gue bilang ke Leo, seharusnya kita bergabung dengan mereka dan tidak boleh mendekati Pulau Karang, karena akan menyulitkan dalam evakuasi kami ke kapal. Dan diapun mengangguk. Jadi rupanya mereka tuh ngikutin Adi. Padahal Adi sudah bilang agar kita bergabung dengan teman2 yang lain, sedangkan dia akan ke naik ke karang untuk manggil kapal. Tapi mungkin mereka gak ngerti atau suara Adi gak kedengeran karna ditelan gemuruh ombak, mereka malah mengikuti Adi. Dan gue, Dwi dan Tintin mau gak mau kudu menuju Pulau Karang tersebut karena Hammer dan Leo sudah sampai disana. Pertimbangannya, Hammer dan Leo adalah tamu yang ikut dengan trip kami, sehingga sudah tanggung jawab kami untuk menjaganya. Pengalaman yang sangat berharga.
Sambil menunggu dievakuasi kami berfikir bagaimana caranya menuju kapal sementara kapal tidak mungkin mendekati Pulau Karang tersebut karena ombak dan karang yang tidak memungkinkan kapal untuk mendekat. Gue dan Leo harusnya naik ke karang yang lebih tinggi, tapi untuk menuju ke sana kami harus menunggu ombak lagi sepi. Klo nggak .. wawww .. bisa2 pas lagi berusaha naik, malah kami terseret lagi. Mana alat2 gak mungkin di bawa, gak kuat gue klo kudu ngangkat tanki dan teman2nya. Akhirnya kita stay aja di situ.
Akhirnya bantuan datang, Sarwo dan Adi sampai di tempat kami terdampar, dan begitu ombak lagi sepi gue naik ke karang. Alat2 gue tinggal. Alhamdulillah gue dan Leo sampai di atas pulau karang itu. Oleh SEM gue langsung di suruh snorkling menuju kapal untuk minta bantuan, di susul oleh Dwi. Dari arah kiri karang (klo menghadap ke laut lepas) gue mulai snorkeling ke arah kapal. Dari sebelah sini tidak berombak, jadi amanlah gue dan Dwi untuk menuju ke kapal. Sampe kapal gue minta temen2 untuk membawa bantuan berupa buoy (pelampung) dan tali untuk mengevakuasi Tintin, Hammer dan Leo serta perlengkapan diving yang kami tinggalkan tadi.
Wah ternyata tali yang ada di pelampung tidak cukup panjang untuk mencapai karang. Akhirnya dipakai tali tambang yang ada di kapal dan di sambung2lah tali2 tersebut, syukur ternyata cukup untuk mencapai karang. Eko turun dengan membawa tali dan pelampung menuju karang, dibantu oleh Aidil, Kiki dan ABK dari atas kapal. Evakuasi ini sempet di filemkan oleh Iwan (salah satu peserta LPT) yang kebetulan membawa handycam. Ahh .. memang dasar wartawan, dalam keadaan apapun selalu siap dengan kameranya. :-)
Evakuasi pertama membawa Tintin, Leo dan Hammer, kemudian baru perlengkapan diving kami yang terdampar. Syukur Alhamdulillah evakuasi berhasil dilaksanakan tanpa kekurangan apapun, termasuk alat2 diving kami. Eh .. tiba2 dari belakang kapal ada teriak .. “ehhh … apaan tuhh??” Wowww .. ternyata fin-nya Leo yang terlepas terlihat mengambang di dekat kapal. Jarot (salah satu peserta LPT) pun terjun untuk mengambil fin tersebut. Alhamdulillah … lengkap semua. Kami pun kembali ke Peucang dengan rasa lelah dan lapaaarr tapi legaaaa.
Terima kasih untuk teman2 anaklaut yang udah melakukan rescue untuk kami. Kalian memang TOOBBBBBBBBBBBBBB..!!!!!!!!!!
Proses evakuasi ..
The victims and rescuer ....
Ujung Kulon ... suatu hari nanti mudah2an gue bisa ke sana lagi.
No comments:
Post a Comment